Rabu, 28 November 2012

KONSEPSI DASAR ISLAM TERHADAP PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN


(Susi Handayani)
Ilmu pendidikan Islam dapat diartikan sebagai studi tentang proses kependidikan yang didasarkan pada nilai-nilai filosofis ajaran islam berdasarkan Alquran dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. Dengan kata lain ilmu pendidikan islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan islam.

Selain itu Ilmu Pendidikan Islam tidak memiliki karakter yang sekuler sebagaimana yang terdapat dalam budaya barat. kata “Islam” yang berada dibelakang Ilmu “Pendidikan” selain menjadi sumber motivasi, inspirasi, sublimasi, dan integrasi bagi pengembangan Ilmu Pendidikan, juga sekaligus menjadi karakter dari Ilmu Pendidikan Islam itu sendiri. Islam yang menjadi karakter Ilmu Pendidikan ini memberikan prinsip tentang keharusan berserah diri dan mengikuti perintah serta aturan Tuhan jika ingin sukses (QS Yunus, [10]: 72 dan 84; Al-Baqarah [2]: 128,132 ; Al-Maidah  [5]:44; Yusuf [12]: 101, Al-A’raf [46]: 15). Tidak ada pemisahan antara urusan dunia dan akhirat (Al Baqarah [2]:201); menyandangkan ilmu dan agama (QS Al-Mujadilah [58]: 11), memadukan akal, hati, dan perasaan (QS Al- Nahl [16]: 78) dan nilai-nilai moral Islam lainnya.

Ilmu pendidikan Islam yang berkarakter adalah Ilmu Pendidikan yang sejalan dengan nilai-nilai luhur yang terdapat di dalam alquran dan Sunnah. Karakter ajaran islam yang selanjutnya menjadi karakter Ilmu Pendidikan Islam tersebut menjadi pembeda antara Ilmu Pendidikan yang berasal dari barat dengan ilmu pendidikan Islam. Sebagian orang berkata bahwa ilmu pendidikan itu netral dan tidak ada hubungannya dengan agama, dengan alasan jika ada ilmu pendidikan islam, maka ada ilmu pendidikan Kristen, hindu, budha dan sebagainya. Pendapat yang demikian itu menggambarkan tentang ketidaktahuannya tentang urusan agama dan dunia.

Dalam Islam agama mendasari aktivitas dunia, dan aktivitas dunia dapat menopang pelaksanaan ajaran agama. Islam bukan hanya sekedar mengatur hubungan manusia dengan Tuhan sebagaimana yang terdapat pada agama lain, melainkan juga mengatur hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan dunia. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW. Dengan karakternya yang demikian itu, maka Pendidikan Islam tidak mendikotomikan agama dan ilmu. Dalam islam agama menetapkan tujuan yang harus dicapai manusia, sedangkan ilmu membantu mempercepat sampainya pada tujuan tersebut. Seseorang yang ingin melaksanakan ajaran agama dalam bentuk menunaikan ibadah haji, misalnya, ia membutuhkan produk ilmu dan teknologi berupa pesawat udara. Islam juga memandang bahwa manusia adalah makhluk yang disamping memiliki keunggulan dan keistimewaan, juga memiliki keterbatasan. Fisik, akal, perasaan, dan potensi lainnya yang dimiliki manusia serba terbatas. Untuk itulah agama datang melengkapi, menolong, menyempurnakan pengetahuan yang terbatas itu. Ilmu yang bersumber pada rasio memerlukan agama yang berasal dari Tuhan. Ilmu yang kebenarannya relatif harus tunduk kepada agama yang kebenarannya mutlak. Ilmu yang hanya berbicara hal-hal yang bersifat empiris perlu disempurnakan dengan agama yang berbicara tentang yang ghaib.  

Berdasarkan analisis tersebut di atas, tidak pada tempatnya untuk mengatakan bahwa di dalam Alquran terdapat seluruh ilmu pengetahuan, karena walaupun pernyataan tersebut secara lahiriah ingin mengagungkan Alquran, tetapi sebaliknya pernyataan tersebut dapat menjatuhkan kedudukan Alquran. Ilmu pengetahuan kebenarannya relatif, bisa salah dan suatu saat tidak diperlukan lagi. Jika di dalam Alquran terdapat seluruh ilmu pengetahuan, boleh jadi akan ada ayat-ayat Alquran yang relatif kebenarannya sehingga bisa dibatalkan. Keadaan ini tidak boleh terjadi.

Menghubungkan Islam (Alquran) dengan Ilmu pengetahuan, termasuk dengan Ilmu Pendidikan, bukan dengan melihat, misalnya adakah teori relativitas atau bahasan tentang angkasa luar; adakah ilmu komputer tercantum dalam Alquran dan sebagainya; tetapi yang lebih diutamakan oleh Alquran adalah melihat adakah jiwa ayat-ayatnya menghalangi kemajuan ilmu pengetahuan atau sebaliknya, serta adakah satu ayat Alquran yang bertentangan dengan hasil penemuan ilmiah yang telah mapan? Dengan kata lain, Alquran meletakkan ilmu pengetahuan pada sisi social psychology (psikologi sosial)-nya, dan bukan pada sisi history of scientific progress (sejarah perkembangan ilmu pengetahuan)nya.

Selanjutnya perlu ditambahkan, bahwa sekalipun terdapat kata Islam dalam Ilmu Pendidikan Islam, namun dalam Ilmu Pendidikan Islam bukanlah Alquran atau setara dengan Alquran. Bagaimanapun hebatnya, Ilmu Pendidikan Islam adalah sebagai sebuah hasil Ijtihad yang tidak luput dari kesalahan. Namun demikian, ilmu pendidikan Islam bukan pula ilmu yang liberal atau bebas nilai. Ilmu Pendidikan Islam adalah hasil ijtihad yang dibimbing oleh ajaran Islam yang bersumber pada Alquran dan al-Sunnah. Bimbingan tersebut antara lain terlihat pada adanya nilai-nilai ajaran Alquran sebagaimana tersebut di atas yang menjadi prinsip pengembangan ilmu pendidikan Islam tersebut, dan sekaligus menjadi karakternya. Dengan demikian Ilmu Pendidikan Islam adalah ilmu yang dihasilkan melalui ijtihad yang terbimbing oleh nilai-nilai ajaran Alquran dan al-Sunnah dan bukan ilmu pendidikan Barat yang didasarkan pada hasil ijtihad manusia semata-mata.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat diperoleh pengertian bahwa Ilmu Pendidikan Islam adalah ilmu yang membahas berbagai teori, konsep, dan desain tentang berbagai aspek atau komponen pendidikan: visi, misi, tujuan, kurikulum, proses belajar mengajar dan sebagainya yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam sebagaimana terdapat di dalam Alquran dan al-Sunnah. Kata Islam yang berada di belakang kata ”Ilmu Pendidikan,” selain berfungsi sebagai sumber informasi, motivasi, dan tujuan, juga menjadi karakter Ilmu Pendidikan Islam, yang selanjutnya membedakan dirinya dengan Ilmu Pendidikan yang berasal dari Barat. Dengan karakternya yang demikian itu, Ilmu Pendidikan Islam, bukan ilmu yang bersifat ekslusif dan statis, melainkan ilmu yang terbuka, menerima berbagai pengaruh dari luar, dan terus mengalami perkembangan sepanjang pengaruh tersebut tetap sejalan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam.   

Referensi
Nata, Abuddin, Ilmu Pendidikan Islam Dengan Pendekatan Multidisipliner, Rajawali Pers: Jakarta, 2009.