Metode Pendidikan Islam
(Tika)
Menurut
Mahmud Yunus metode adalah jalan yang akan ditempuh oleh guru untuk memberikan berbagai
pelajaran kepada murid-murid dalam berbagai jenis mata pelajaran. Jalan itu
adalah khittah (garis) yang direncanakan sebelum masuk ke dalam kelas dan
dilaksanakan di dalam kelas waktu mengajar.
Sehubungan
dengan penerapan metode pada suatu mata pelajaran, Mahmud Yunus juga sangat
memperhatikan psikologi anak didik sesuai dengan kaidah-kaidah pengajaran
modern, dengan tujuan agar pelajaran dapat memahami dan diingat secara kritis
oleh murid. Selanjutnya ia juga amat menekankan tentang pentingnya penanaman
moral dalam proses belajar mengajar, karena moralitas adalah merupakan bagian
yang sangat penting dari sistem ajaran Islam.
Selanjutnya
Mahmud Yunus juga menyarankan agar setiap pendidik memahami gejolak jiwa,
kecenderungan potensi, kemampuan dan bakat yang dimiliki setiap peserta didik.
Dengan cara demikian, setiap mata pelajaran yang diberikan dapat diserap oleh
anak dengan sebaik-baiknya.
Mahmud
Yunus menganjurkan agar setiap pelajaran yang disajikan dapat disesuaikan
dengan waktu dan suasana serta menggunakan metode yang bervariasi. Sesungguhnya
cara mengajar itu tidak sama, bahkan berlain-lainan menurut mata pelajaran yang
diajarkan. Cara mengajarkan bahasa Arab atau Inggris berlainan dengan cara
mengajarkan ilmu bumi, cara mengajarkan berhitung tidak sama dengan cara
mengajarkan sejarah. Maka tiap-tiap mata pelajaran itu mempunyai jalan (metode)
yang khusus, tidak dapat disama ratakan saja. Oleh sebab itu metode (cara-cara)
mengajar terdiri dari dua macam antara lain: Pertama: cara mengajar umum yang
meliputi :
1) Metode
penyimpulan, yaitu guru menuliskan contoh-contoh di papan tulis kemudian
dibahas bersama-sama murid, sehingga diambil kesipulan.tujuan metode ini
membiasakan muridberfikirsendiri;
2) Metode Quasiyah yaitu
mula-muladisebutkan kaedahdan hukum umum, kemudian diterangkan
contoh-contohnya. Metode ini tidak menyuruh murid untuk berfikir dan percara
diri, menerima apa adanya dari guru.
3) Metode
membahas dan mengkiaskan, yaitu guru dan murid sama-sama menyimpulkan dan
berpindah kaedah;
4) Metode
memberitakan atau ceramah, metode ini sesuai untuk mahasiswa, tetapi tidak
sesuai untuk murid di sekolah rendah, menengah pertama dan menengah keatas;
5) Metode
bercakap-cakap dan tanya jawab, yaitu metode bercakap-cakap dan tanya jawab untuk
mendapatkan suatu kebenaran. Tujuannya ialah memasukkan ilmu pengetahuan ke
dalam otak murid-murid dan membiasakan mereka membahas untuk mendapatkan
kebenaran.
Kedua: metode mengajar modern yang
meliputi:
1) Metode
menyelidik yaitu membahas mata pelajaran dalam kitab yang ditentukan oleh guru
kepada murid-murid, supaya mereka pelajari dengan sendirinya dan harus selesai
dalam waktu yang ditentukan;
2) Metode
mentakjubkan (menghargai) yaitu murid banyak diam, banyak mendengarkan, guru
langsung masuk ke dalam hati murid dengan perkataan yang manis, sehingga mereka
terpesona ke dalam hati murid dengan perkataan yang manis, sehingga mereka
terpesona dibawa oleh guru kearah tujuan yang dikehendakinya;
3) Metode
latihan (Drill), karena dengan tidak ada satu pelajaran yang dapat
lancar dan sukses dengan tidak ada latihan dan ulangan.
Referensi:
Mahmud Yunus. 1990. Pokok-pokok
Pendidikan dan Pengajaran. Jakarta: Hidakarya Agung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar