Minggu, 18 November 2012

Metode Pendidikan Islam


Metode Pendidikan Islam
(Tika)

Menurut Mahmud Yunus metode adalah jalan yang akan ditempuh oleh guru untuk memberikan berbagai pelajaran kepada murid-murid dalam berbagai jenis mata pelajaran. Jalan itu adalah khittah (garis) yang direncanakan sebelum masuk ke dalam kelas dan dilaksanakan di dalam kelas waktu mengajar.
Sehubungan dengan penerapan metode pada suatu mata pelajaran, Mahmud Yunus juga sangat memperhatikan psikologi anak didik sesuai dengan kaidah-kaidah pengajaran modern, dengan tujuan agar pelajaran dapat memahami dan diingat secara kritis oleh murid. Selanjutnya ia juga amat menekankan tentang pentingnya penanaman moral dalam proses belajar mengajar, karena moralitas adalah merupakan bagian yang sangat penting dari sistem ajaran Islam.
Selanjutnya Mahmud Yunus juga menyarankan agar setiap pendidik memahami gejolak jiwa, kecenderungan potensi, kemampuan dan bakat yang dimiliki setiap peserta didik. Dengan cara demikian, setiap mata pelajaran yang diberikan dapat diserap oleh anak dengan sebaik-baiknya.
Mahmud Yunus menganjurkan agar setiap pelajaran yang disajikan dapat disesuaikan dengan waktu dan suasana serta menggunakan metode yang bervariasi. Sesungguhnya cara mengajar itu tidak sama, bahkan berlain-lainan menurut mata pelajaran yang diajarkan. Cara mengajarkan bahasa Arab atau Inggris berlainan dengan cara mengajarkan ilmu bumi, cara mengajarkan berhitung tidak sama dengan cara mengajarkan sejarah. Maka tiap-tiap mata pelajaran itu mempunyai jalan (metode) yang khusus, tidak dapat disama ratakan saja. Oleh sebab itu metode (cara-cara) mengajar terdiri dari dua macam antara lain: Pertama: cara mengajar umum yang meliputi :
1)   Metode penyimpulan, yaitu guru menuliskan contoh-contoh di papan tulis kemudian dibahas bersama-sama murid, sehingga diambil kesipulan.tujuan metode ini membiasakan muridberfikirsendiri;
2) Metode Quasiyah yaitu mula-muladisebutkan kaedahdan hukum umum, kemudian diterangkan contoh-contohnya. Metode ini tidak menyuruh murid untuk berfikir dan percara diri, menerima apa adanya dari guru.
3)   Metode membahas dan mengkiaskan, yaitu guru dan murid sama-sama menyimpulkan dan berpindah kaedah;
4)   Metode memberitakan atau ceramah, metode ini sesuai untuk mahasiswa, tetapi tidak sesuai untuk murid di sekolah rendah, menengah pertama dan menengah keatas;
5)   Metode bercakap-cakap dan tanya jawab, yaitu metode bercakap-cakap dan tanya jawab untuk mendapatkan suatu kebenaran. Tujuannya ialah memasukkan ilmu pengetahuan ke dalam otak murid-murid dan membiasakan mereka membahas untuk mendapatkan kebenaran.
Kedua: metode mengajar modern yang meliputi:
1)   Metode menyelidik yaitu membahas mata pelajaran dalam kitab yang ditentukan oleh guru kepada murid-murid, supaya mereka pelajari dengan sendirinya dan harus selesai dalam waktu yang ditentukan;
2)   Metode mentakjubkan (menghargai) yaitu murid banyak diam, banyak mendengarkan, guru langsung masuk ke dalam hati murid dengan perkataan yang manis, sehingga mereka terpesona ke dalam hati murid dengan perkataan yang manis, sehingga mereka terpesona dibawa oleh guru kearah tujuan yang dikehendakinya;
3)   Metode latihan (Drill), karena dengan tidak ada satu pelajaran yang dapat lancar dan sukses dengan tidak ada latihan dan ulangan.
Referensi:
Mahmud Yunus. 1990. Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran. Jakarta: Hidakarya Agung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar